Minggu, 01 April 2012

Persediaan dan Aktiva tidak berwujud


PERSEDIAAN
DAN
AKTIVA TIDAK BERWUJUD   



PENGERTIAN PERSEDIAAN BARANG

          Istilah yang digunakan untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan. Istilah yang digunakan dapat dibedakan untuk usaha dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dapat dijual.
Secara umum istilah persediaan barang itu dipakai untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual. Dalam perusahaan dagang barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali diberi judul persediaan barang.
Judul tersebut menunjukan seluruh persediaan barang yang dimiliki. Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri beberapa jenis yang berbeda. Masing-masing jenis diberi judul tersendiri agar dapat menunjukan macam persediaan yang dimiliki.
Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan yang ada dalam manufaktur sebagai berikut:

a. Bahan Baku dan Penolong
Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya.

b. Supplies Pabrik
          Barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi contohnya oli mesin,bahan pembersih mesin

c. Barang dalam Proses
          Barang-barang yang sedang dikerjakan tetapi pada tanggalnya neraca barang-barang tadi belum selesai dikerjakan. Untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut.


Produk Selesai
          Barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya.

Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi, oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya.

METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG

          Seperti yang kita ketahui dalam pencatatan persediaan barang terdapat 2 metode yang dapat digunakan yaitu (1) metode fisik (2) metode buku.



Metode Fisik


Pengunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan (stok opname) diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku,setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Kerena tidak ada catetan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung.
Masalah yang timbul jika digunakan metode fisik, yaitu jika diinginkan menyusun  laporan keuangan jangka pendek misalnya bulanan, yaitu keharusan mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang. Bila barang yang dimiliki jenisnya dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang cukup lama dan akibatnya laporan keuangan juga terlambat. Tidak diikuti mutasi persediaan dalam buku menjadikan metode ini sangat sedehana baik pada saat pencatatan pembelian maupun pada waktu melakukan pencatatan penjualan.



Metode Buku

          Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri        yang merupakanan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bias diawasi dari rekening control persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat pembelian,penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatkatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui           dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya. Pengunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek,karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Walaupun neraca dan laporan laba rugi dapat segera disusun tanpa mengadakan perhitungan fisik atas barang,setidak-tidaknya setahun sekali perlu diadakan pengecekan apakah jumlah barang dalam gudang sesuai dengan jumlah dalam rekening persediaan. Pengecekan ini dilakuakn dengan cara membandingkan hasil perhitungan fisik dengan jumlah dalam rekening persediaan.
          Bila terdapat selisih jumlah persediaan antara hasil perhitungan fisik dengan saldo rekening persediaan, dapat diadakan penelitian terhadap sebab-sebab terjadinya perbedaan itu. Dibandingkan dengan metode fisik maka metode buku merupakan cara yang lebih baik untuk mencatat persediaan yaitu dapat membantu memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi,juga dapat mengawasi barang-barang dalam gudang.

MASALAH PEMILIKAN PERSEDIAAN BARANG

          Untuk menetukan apakah barfang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikan. Barang-barang akan dicatat sebagai persediaan pihak yang memiliki barang-brang tersebut,sehingga perubahan catatan persediaan akan didasarkan pada perpindahan hak pemilikan barang. Kadang-kadang terdapat keadaan di mana sulit untuk menentukan hak kemilikan barang sehingga dalam praktek akan ditemui adanya penyimpangan-peyimpangan. Kesulitan menentukan perpindahan hak atas barang antara lain timbul dalam keadaan berikut ini:





Barang-barang dalam perjalanan (goods in transit)

          Barang-barang yang pada tanggal neraca masih dalam perjalanan menimbulkan masalah apakah masih menjadi milik penjual atau sudah berpindah haknya pada pembeli. Untuk mengetahui barang-barang  itu milik siapa, harus diketahui syarat pengiriman barang-barang tersebut. Ada dua syarat pengiriman, yaitu (1) f.o.b shipping point dan (2) f.o.b destination.

(1) Apabila barang-barang yang dikirm dengan syarat f.o.b shipping point maka hak ats barang yang dikirim berpindah pada pembeli ketika barang-barang tersebut diserahkan pada pihak pengangkut. Pada saat tersebut penjual mencatat pembelian dan menambah persediaan barangya,sedangkan pembeli mencatat pembeliaan dan menambah persediaan barangnya. Prinsip pengakuan hak seperti ini biasanya sulit dilakukan dalam praktek karena biasanya pembeli tidak mengetahui kapan barangnya dikirim. Oleh karena itu untuk memudahkan pencatatan persediaan barangnya pada pembeli akan mencatat pembelian dan menambah persediaan barangnya pada waktu barang-barang tersebut diterima oleh pembeli, sedangkan penjual akan mencatat penjual dan mengurangi persediaan barangnya  pada waktu mengirimkan barang-barang tersebut. Penyimpangan ini baru menjadi masalah dalam perjalanan.
(2) Syarat pengiriman f.o.b destination berarti bahwa hak atas barang baru berpindah pada pembeli jika barang-barang yang dikirim sudah diterima oleh pembeli. Jadi perpindahan hak atas barang terjadi pada tanggal penerimaaan barang oleh pembeli. Pada saat tersebut penjual mengurangi persediaan barangnya dan mencatat penjualan, sedangkan pembeli mencatat pembeliaan dan menambah persediaan barangnya. Seperti halnya f.o.b shipping point, ada kesuliatan bagi penjual unutk menentuka kapan barang-barang tersebut sampai ke tangan pembeli. Oleh karena itu dalam praktek terjadi penyimpangan-penyimpangan yaitu penjual sudah mencatat penjualan dan mengurangi barangnya pada saat mengirimkan barang-barang tersebut, sedangkan pembeli mencatat pembelian dan menambah persediaan barangnya pada saat menerima barang-barang tersebut.

Barang-barang yang dipisahkan (Segregated goods)

          Kadang-kadang terjadi suatu kontrak penjualan barang dalam jumlah besar sehingga pengirimannya tidak dapat dilakukan sekaligus. Barang-barang yang dipisahkan tersendiri dengan maksud untuk memenuhi kontrak-kontrak atau pesanan-pesanan walaupun belum dikirim, haknya sudah berpindah pada pembeli. Oleh karaena itu pada tanggal penyusunan laporan keuangan jika ada barang-barang yang dipisahkan, harus dikeluarkan dari jumlah persediaan penjual dan dicatat sebagai penjualan.

Barang-barang konsinyasi (Consignment Goods)

          Dalam cara penjualan titipan, barang-barang yang dititipkan untuk dijualkan (dikonsinyasikan) haknya masih tetap pada yang menitipkan sampai saat barang-barang tersebut dijual. Sebelum barang-barang dijual masih tetap menjadi persediaan pihak yang menitipkan (consignor). Pihak yang menerima titipan tidak mempunyai hak atas barang-barang tersebut sehingga tidak mencatat barang-barang tersebut sebagai persediaannya.

Penjualan Angsuran (Installment Sales)

Dalam penjualan angsuran, hak atas barang tetap pada penjual sampai seluruh harga jualnya dilunasi. Penjual akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaan dikurangi dengan jumlah yang sudah dibayar. Pembeli akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaannya sejumlah yang sudah dibayarkan.


HARGA POKOK PERSEDIAAN


          Dasar utama yang digunakan dalam akuntansi persediaan adalah harga pokok yang dirumuskan sebagai harga yang dibayar atau yang dipertimbangkan untuk memperoleh suatu aktiva. Dalam hubungannya dengan persediaan, harga pokok adalah jumlah semua pengeluaran-pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan,penyiapan dan penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual.


POTONGAN PEMBELIAN


          Dalam pembelian barang sering ada ketentuan mengenai cara pembayaran, apabila dibayar dalam jangka waktu tertentu akan diberi potongan. Potongan seperti ini disebut potongan tunai yang dalam akuntantsi dicatat dalam rekening potongan pembelian. Pada prinsipnya potongan yang diterima adalah pengurang terhadap haraga pokok persediaan. Teteapi kadang-kadang ditemui adanya perlakuan terhadap potongan pembelian sebagai pendapatan lain-lain,cara ini sebetulnya tidak tepat karena mengakui pendapatan pada saat pembelian, sedangkan dalam akuntansi laba hanya timbul dari penjualan barang atau jasa dan bukannya timbul dari pembelian.
          Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencatat potongan pembelian sebagai pengurangan terhadap harga poko yaitu : (a) pembelian dicatat dengan harga bruto dan (b) pembelian dicatat dengan haraga neto.



METODE HARGA POKOK PERSEDIAAN

          Menghitung Harga pokok penjualan dan hrga poko akhir dapat di lakukan dengan berbagai cara :

a.    Identifikasi khusus

Didasarkan pada anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya. Harga pokok penjualan terdiri dari harga pokok barang barang yang dijual.
Untuk mengatasi kesulitan identifikasi khusus dapat digunakan metode yang dasarnya adalah arus biaya di mana arus barang tidak harus sama dengan arus biaya.

b.   Masuk pertama keluar pertama

Harga pokok persediaan akan di bebankan sesuai dengan urutan terjadinya. Apabila ada penjualan atau pemakaian barang-barang maka harga pokok yang di bebankan adalah harga pokok yang terdahulu.



c.    Rata-rata tertimbang

Dalam metode ini, barang-barang yang dipakai untuk produksi atau di jual akan di bebani beban harga pokok rata-rata. Perhitungan dilakukan dengan cara membagi perolehan dengan kuantitanya.


d.   Masuk terakhir keluar pertama (MTKP/LIFO)

Barang-barang yang dikeluarkan dari gudang akan dibebani dengan harga pokok pembelian yang terakhir di susul dengan yang masuk sebelumnya. Dihargai dengan harga poko pembelian pertama dan berikutnya.

Metode buku (perpetual)

Dalam cara ini barang barang yang dikeluarkan dapat dikreditkan dalam rekening persediaan dengan harga pokoknya pada waktu :

1.    Akhir periode
Cara ini akan memberikan perhitungan persediaan akhir dan penjualan harga pokok yang sama besar dengan cara fisik.

2.    setiap kali ada barang yang dikeluarkan



MTKP nilai rupiah
         
Metode MTKP dapat digunakan dengan metode nilai rupiah dari persediaan dimana rupiah digunakan sebagai pengukur. Karena adanya perubahan nilai uang maka metode ini membutuhkan data indeks harga setiap periode.
Untuk menentukan nilai perhitungan dengan MTKP nilai rupiah, pertama kali di hitung sulu persediaan banrang dengan harga dasar dan setelah perbedaan itu di kalikan dengan indeksnya kemudian di tambahkan atau di kurangkan pada persediaan awal periode yang bersangkutan.



Perbandingan antara MPKP, Rata-rata tertimbang dan MTKP

Penggunaan metode MPKP dalam keadaan harga-harga naik akan menghasilkan kenaikan laba bruto. Perbedaan laba bruto ini di sebabkan karena dalam persediaan MPKP dalam harga pokok barang yang dibeli mula-mula ,sehingga dalam keadaan harga-harga naik, harga pokok  penjualan jumlahnya kecil karena terdiri dari harga pokok mulu-mula.

e.    Persediaan besi / minimum

Dalam metode ini dipakai anggapan bahwa perusahaan memerlukan suatu jumlah persediaan minimum(besi) untuk menjaga kontinuitas usahanya. Dianggap sebagai elemen yang harus tetap ,sehingga dinilai dengan harga pokok yang tetap. Harga poko untuk persediaan besi biasanya diambil dari pengalaman yang lalu dimana harga pokonya rendah.

f.     Biaya standar (standart costs)

Dalam perusahaan manufaktur yang memakai system biaya standar persediaan barang dinilai dengan biaya standar, biaya yang seharusnya terjadi. Apabila terjadi perbedaan antara biaya sesungguhnya tejadi dengan biaya standarnya, maka petbedaan itu dianggap selisih.

g.   Harga pokok rata rata sederhana

Ditentukan dengan menghitung rata-ratanya tanpa menghitung jumlahnya. Apabila jumlahnya berbeda maka metode ini tidak menghasilkan harga pokok yang dapat mewakili seluruh persediaan.

h.   Harga beli terakhir

Persediaan barang yang ada pada akhir periode dinilai dengan harga pokok pembelian terakhir tanpa mempertimbangkan apakah jumlah persediaan yang ada melebihi jumlah yang di beli terakhir.







i.     metode nilai penjualan relative

Dipakai untuk mengalokasikan biaya bersama kepada masing-masing produk yang di hasilkan atau dibeli. Masalah alokasi ini dapat timbul dalam usaha dagang maupun perusahaan manufaktur.  Pembagian biaya dilakukan berdasarkan nilai penjualan relative dari barang-barag tersebut.

j.     metode biaya variable

Harga pokok produksi dari produk yag dihasilkan oleh perusahaan hanya dibebani dengan biaya produksi yang variable yaitu bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung variable.

Kesalahan dalam mencatat jumlah persediaan barang akan mempengaruhi neraca dan laporan laba rugi.
Beberapa kesalahan pencatattan persediaan dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan adalah :
1.                  persediaan akhir di cantumkan terlalu besar akibat dari salah hitung harga atau salah mencatat barang barang yang akan dijual.
2.                  persediaan akhir dicantumkan terlalu kecil akibat dari salah hitung harga atau salah mencatat barang-barang yang sudah dibeli.
3.                  persediaan akhir di cantumkan terlalu besar bersama dengan belum di catatnya piutang dan penjualan pada akhir periode.
4.                  persediaan akhir di cantumkan terlalu kecil bersama dengan belum di catatnya utang dan pembelian pada akhir periode.











AKTIVA TIDAK BERWUJUD

          Istilah aktiva tidak berwujud digunakan untuk menunjjukkan aktiva-aktiva yang umurnya lebih dari satu tahun dan tidak dalam bentuk fisik. Suatu aktiva dapat dimasukkan dalam kategori tidak berwujud jika :
1.    aktiva dapat didiidentifikasikan
2.    perusahaan memiliki kendali atas aktiva tersebut
3.    perusahaan memperoleh manfaat dari aktiva tersebut dimasa yang akan datang.

PENILAIAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD
Aktiva tidak berwujud yang dimiliki dicatat dalam rekening akun sebesar harga perolehannya. Dan tergantung dari cara perolehannya ; jika diperoleh dari pembelian maka harga perolehannya tergantung dari yang dikeluarkan dalam pembeliannya. Jika diperoleh dengan ditukar dengan aktiva lain maka harga perolehannya sebesar nilai wajar aktiva yang di terima.

Setelah aktiva tidak berwujud dimiliki oleh perusahaan maka biaya yang akan dikeluakan selama umur aktiva tersebut harus dibebankan pada periode aktiva berjalan. Pengeluaran selama aktiva tidak berwujud dapat di kapitalisasi jika memenuhi syarat :
1.    pengeluaran tersebut menambah nilai ekonomis
2.    pengeluaran tersebut dapat diukur secara andal.


Berikut ini uraiaan untuk setiap aktiva tidak berwujud (PSAK no 16) :

·        Merek
Hak untuk menggunakan merek dagang. Bias didaftarkan sehingga akan dilindungi oleh undang-undang. Hak untuk menggunakan merek dagang adalah tidak terbatas. Hak merek dagang bias juga diperoleh dari pembelian, dalam keadaan ini yang dicatat adalah harga beli dan semua biaya pembelian sampai merek itu bisa digunakan. Tapi apabila Merek dagang di buat sendiri maka harga perolehannya adalah biaya untuk merencanakan dan mendaftarkan.




·        Piranti lunak computer (software)

Adalah kumpulan konsep ,aktivitas dan prosedur yang digunakan dlam program computer untuk melaksanakan suatu fungsi atau pekerjaan tertentu. Dua jenis software yaitu : software aplikasi dan software system.
Software aplikasi merupakan software yang digunakan untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan tertentu seperti word processing spreadsheet, software akutansi dan lain lain. Software system merupekan system sofaware yang dibutuhkan agar system dapat beroperasi  seperti system operasi, system manajemen basis data, program utilitas dan lain-lain.

·        Lisensi
Hak yang diberikan oleh suatu pihak (Franchisor) kepada pihak lain untuk menggunakan fasilitas yang dimiliki menggunakan hak merek atau nama dagang. Terdapa dua jenis franchisor dalam praktek, dan dapat dikelompokkan menjadi dua :
1. system Franchisor untuk produk dan jasa
2. system franchisor untuk merek dagang.

·        Hak kekayaa intelektual : hak cipta, hak paten dan hak kekayaan intelektual lainnya
·        Paten adalah hak yang diberikan menemukan sesuatu hal baru untuk membuat, menjuak dan mengawasi penemuannya selama jangka waktu tertentu. Yang termasuk harga perolehan paten : jika paten itu di peroleh karena pengembangannya adalah biaya pendaftaran ,biaya pembuatan model, dan gambar gambar dan biaya yang dikeluarkan untuk percobaanya. Apabila terjadi pelanggaran terhadap hak paten makan biaya yang dikeluarkan untuk menjaga hak ini akan dikapitalisir .
·        Hak cipta adalah hak yang di berikan kepadapengarang atau pemain (artis/actor) untuk menerbitkan ,menjual dan mengawasi karangannya. Hak cipta termasuk seperti halnya hak paten. Dan dilindungi oleh undang-undang. Yang termasuk harga perolehannya adalah semua biaya untuk mendaftarkan dan memperoleh hak. Jika hak cipta itu dibeli maka harga perolehhannya adalah jumlah uang yang dibayarkan.


·        Resep, formula ,model,desain, dan prototype
Merupakan penemuan yang didapat perusahaan yang selanjutnya digunakan dalam operasi perusahaan. Dan pada umumnya didaftarkan sebagai hak cipta.
·        Goodwill (muhibah)  adalah semua kelebihan yang terdapat dalam suatu usaha sepreti letak perusahaan yang baik, nama yang terkenal, pimpinan yang ahli dan lain-lain. Dari tinjauan akutansi ,goodwill adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba diatas keadaan normal yang diakibatkan oleh adanya factor-faktor diatas.  
·        Activa tidak berwujud dalam pengembangan.


Suatu aktiva ridak berwujud dapat dibedakan , atau “dipisahkan” jika, perusahaan dapat menyewakan, menjual, menjual atau mendistribusikan manfaat ekonomis masa depanyang terdapat pada aktiva tersebut tanpa melepaskan manfaat ekonomis dimasa depan.

Goodwill internal adalah pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan manfaat ekonomis dimasa datang. Sebelum menghitung goodwill harus ditentukan dahulu nilai aktiva yang ada, dasar yang dipakai biasanya adalah nilai harga pasar atau jumlah yang akan direalisasikam dari aktiva tersebut.


1.    Kapitalisasi pendapatan bersih rata-rata

Dalam cara ini jumlah yang akan dibayarkan untuk perusahaan yang dibeli dihitung dengan mengkapitalisasi taksiran perusahaan yang akan datang dengan tariff. Yang menunjukkan hasil yang diharapkan dari investasi tersebut. Selisih jumlah yang akan dibayarkan dengan nilai bersih aktiva adalah jumlah yang akan dicatat sebagai goodwill (muhibah).

2.    Kapitalisasi kelebihan penghasilan rata-rata

Dallam perhitungan ini didasarkan pada penghasilan bersih rata-rata dan nilai aktiva yang akan dibeli.




Apabila perusahaan dibeli tanpa perhitungan goodwill (muhibah) tersendiri ,maka aktiva yang dibeli harus dinilai dan selisih dengan jumlah yang dibayarkan dicatat sebagai goodwill (muhibah). Apabila perusahaan ditukar dengan saham maka jika ada selisih antara nilai nominal saham dengan nilai aktiva dicatat sebagai agio/disagio saham.

Goodwill yang diperkirakan umurnya tidak terbatas akan dicatat dengan dasar harga perolehannya.


·        Beban yang ditangguhkan
Juga merupakan aktiva tidak berwujud. Bedanya adalah bahwa aktiva tidak berwujud itu mempunyai nilai karena merupakan hak yang diharapkan dapat membantumendapatkan laba, sedangkan beban yang ditangguhkan itu mempunyai nilai karena merupakan pembayaran dimuka untuk beberapa periode yang relative lama. Yang termasuk dalam beban yang ditangguhkan adalah biaya pendirian perusahaan. Dapat juga dilaporkan dalam neraca terpisah dari kelompok aktiva tidak berwujud.

·        Biaya riset (penelitian) dan pengembangan
PSAK no 19 menyatakan bahwa riset adalah penelitian orisinil dan terenacana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru. Contoh kegiatan riset adalah :
1.    kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kegiatan baru.
2.    pencarian ,evaluasi dan seleksi penerapan temuan riset
3.    pencarian alternative bahan baku ,peralatan, produk, proses, system atau jasa.
4.    perumusan, desain, evaluasi, dan seleksi berbagai kemungkinan bahan baku ,produk ,proses, system, jasa.

Sedangkan yang dimaksud pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya. Yang sifatnya baru atau mengalami perbaikan subtansial sebelum dimulainya produk komersial atau pemakaian.

Perusahaan dimungkinkan untuk mengakui pengembangan jika :
a.    Ada jaminan tentang kelayakan teknis penyelesaiannya.
b.    Biaya untuk menyelesaikan, menggunakan dan menjualnya dapat dihitung.
c.    Perusahaan memiliki kemampuan untuk menggunakan dan menjualnya.
d.    Menghasilkan manfaat ekonomis dimasa yang akan datang.
e.    Perusahaan memiliki kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait selama penggunaannya.

·  Biaya pendirian perusahaan (organization costs)

Biaya seperti izin, pajak, biaya cetak saham, formulir, dll dikapitalisasi dalam rekening biaya pendirian. Beberapa pendapat yang berhubungan dengan biaya pendirian adalah :
a.    karena biaya itu memberikan manfaat selama perusahaan beriri maka biaya itu tidak di amortisir dan akan mnampak didalam neraca selama perusahaan itu masih ada.
b.    Biaya pendirian ini tidak memberikan manfaat langsung kepada operasi perusahaan oleh karena itu biaya pendirian akan di amortisir. Jangka waktunya tidak tentu tapi tergantung pada kebijaksanaan perusahaan. Tetapi dengan adanya APB nomor 17 ,amortasi harus dilakukan tidak melebihi 40 tahun.



****



                            


Sumber :
Prof. Dr. Baridwan, Zaki ,M.Sc.Akt.Intermediate accounting. 8th Edition. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta (2002)







   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar