PERSEDIAAN
DAN
AKTIVA TIDAK BERWUJUD
PENGERTIAN PERSEDIAAN BARANG
Istilah yang digunakan untuk
menunjukan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung
pada jenis usaha perusahaan. Istilah yang digunakan dapat dibedakan untuk usaha
dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa
mengadakan perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan
yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dapat dijual.
Secara umum istilah persediaan barang itu
dipakai untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau
digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual. Dalam perusahaan
dagang barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali diberi judul
persediaan barang.
Judul tersebut menunjukan seluruh persediaan
barang yang dimiliki. Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang
dimiliki terdiri beberapa jenis yang berbeda. Masing-masing jenis diberi judul
tersendiri agar dapat menunjukan macam persediaan yang dimiliki.
Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan
yang ada dalam manufaktur sebagai berikut:
a. Bahan
Baku dan Penolong
Bahan baku
adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan
mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan penolong adalah barang-barang
yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau
sulit diikuti biayanya.
b. Supplies
Pabrik
Barang-barang yang mempunyai fungsi
melancarkan proses produksi contohnya oli mesin,bahan pembersih mesin
c. Barang
dalam Proses
Barang-barang yang sedang dikerjakan
tetapi pada tanggalnya neraca barang-barang tadi belum selesai dikerjakan.
Untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut.
Produk
Selesai
Barang-barang yang sudah selesai
dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya.
Persediaan barang baik dalam usaha dagang
maupun dalam perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi
neraca maupun laporan laba rugi, oleh karena itu persediaan barang yang
dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dapat
dibebankan sebagai biaya.
METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG
Seperti yang kita
ketahui dalam pencatatan persediaan barang terdapat 2 metode yang dapat
digunakan yaitu (1) metode fisik (2) metode buku.
Metode Fisik
Pengunaan metode fisik mengharuskan adanya
perhitungan barang yang masih ada tanggal penyusunan laporan keuangan.
Perhitungan persediaan (stok opname) diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode
ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku,setiap pembelian
barang dicatat dalam rekening pembelian. Kerena tidak ada catetan mutasi
persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui
sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan
akhir sudah dihitung.
Masalah yang timbul jika digunakan metode
fisik, yaitu jika diinginkan menyusun
laporan keuangan jangka pendek misalnya bulanan, yaitu keharusan
mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang. Bila barang yang dimiliki
jenisnya dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang
cukup lama dan akibatnya laporan keuangan juga terlambat. Tidak diikuti mutasi
persediaan dalam buku menjadikan metode ini sangat sedehana baik pada saat
pencatatan pembelian maupun pada waktu melakukan pencatatan penjualan.
Metode Buku
Dalam metode buku setiap jenis
persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakanan buku
pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bias diawasi dari rekening control
persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat
pembelian,penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan
diikuti dengan pencatkatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan
sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam
rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga
perolehannya. Pengunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan
laba rugi jangka pendek,karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik
untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Walaupun neraca dan laporan laba rugi
dapat segera disusun tanpa mengadakan perhitungan fisik atas
barang,setidak-tidaknya setahun sekali perlu diadakan pengecekan apakah jumlah
barang dalam gudang sesuai dengan jumlah dalam rekening persediaan. Pengecekan
ini dilakuakn dengan cara membandingkan hasil perhitungan fisik dengan jumlah
dalam rekening persediaan.
Bila terdapat selisih jumlah
persediaan antara hasil perhitungan fisik dengan saldo rekening persediaan,
dapat diadakan penelitian terhadap sebab-sebab terjadinya perbedaan itu.
Dibandingkan dengan metode fisik maka metode buku merupakan cara yang lebih
baik untuk mencatat persediaan yaitu dapat membantu memudahkan penyusunan
neraca dan laporan laba rugi,juga dapat mengawasi barang-barang dalam gudang.
MASALAH PEMILIKAN
PERSEDIAAN BARANG
Untuk menetukan apakah barfang itu
sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak
pemilikan. Barang-barang akan dicatat sebagai persediaan pihak yang memiliki
barang-brang tersebut,sehingga perubahan catatan persediaan akan didasarkan
pada perpindahan hak pemilikan barang. Kadang-kadang terdapat keadaan di mana
sulit untuk menentukan hak kemilikan barang sehingga dalam praktek akan ditemui
adanya penyimpangan-peyimpangan. Kesulitan menentukan perpindahan hak atas
barang antara lain timbul dalam keadaan berikut ini:
Barang-barang dalam
perjalanan (goods in transit)
Barang-barang yang pada tanggal neraca
masih dalam perjalanan menimbulkan masalah apakah masih menjadi milik penjual
atau sudah berpindah haknya pada pembeli. Untuk mengetahui barang-barang itu milik siapa, harus diketahui syarat
pengiriman barang-barang tersebut. Ada
dua syarat pengiriman, yaitu (1) f.o.b shipping point dan (2) f.o.b
destination.
(1)
Apabila
barang-barang yang dikirm dengan syarat f.o.b shipping point maka hak ats
barang yang dikirim berpindah pada pembeli ketika barang-barang tersebut
diserahkan pada pihak pengangkut. Pada saat tersebut penjual mencatat pembelian
dan menambah persediaan barangya,sedangkan pembeli mencatat pembeliaan dan
menambah persediaan barangnya. Prinsip pengakuan hak seperti ini biasanya sulit
dilakukan dalam praktek karena biasanya pembeli tidak mengetahui kapan
barangnya dikirim. Oleh karena itu untuk memudahkan pencatatan persediaan
barangnya pada pembeli akan mencatat pembelian dan menambah persediaan
barangnya pada waktu barang-barang tersebut diterima oleh pembeli, sedangkan penjual
akan mencatat penjual dan mengurangi persediaan barangnya pada waktu mengirimkan barang-barang
tersebut. Penyimpangan ini baru menjadi masalah dalam perjalanan.
(2)
Syarat
pengiriman f.o.b destination berarti bahwa hak atas barang baru berpindah pada
pembeli jika barang-barang yang dikirim sudah diterima oleh pembeli. Jadi perpindahan
hak atas barang terjadi pada tanggal penerimaaan barang oleh pembeli. Pada saat
tersebut penjual mengurangi persediaan barangnya dan mencatat penjualan,
sedangkan pembeli mencatat pembeliaan dan menambah persediaan barangnya. Seperti
halnya f.o.b shipping point, ada kesuliatan bagi penjual unutk menentuka kapan
barang-barang tersebut sampai ke tangan pembeli. Oleh karena itu dalam praktek
terjadi penyimpangan-penyimpangan yaitu penjual sudah mencatat penjualan dan
mengurangi barangnya pada saat mengirimkan barang-barang tersebut, sedangkan
pembeli mencatat pembelian dan menambah persediaan barangnya pada saat menerima
barang-barang tersebut.
Barang-barang yang
dipisahkan (Segregated goods)
Kadang-kadang terjadi suatu kontrak
penjualan barang dalam jumlah besar sehingga pengirimannya tidak dapat
dilakukan sekaligus. Barang-barang yang dipisahkan tersendiri dengan maksud
untuk memenuhi kontrak-kontrak atau pesanan-pesanan walaupun belum dikirim,
haknya sudah berpindah pada pembeli. Oleh karaena itu pada tanggal penyusunan
laporan keuangan jika ada barang-barang yang dipisahkan, harus dikeluarkan dari
jumlah persediaan penjual dan dicatat sebagai penjualan.
Barang-barang
konsinyasi (Consignment Goods)
Dalam cara penjualan titipan,
barang-barang yang dititipkan untuk dijualkan (dikonsinyasikan) haknya masih
tetap pada yang menitipkan sampai saat barang-barang tersebut dijual. Sebelum
barang-barang dijual masih tetap menjadi persediaan pihak yang menitipkan (consignor). Pihak yang menerima titipan
tidak mempunyai hak atas barang-barang tersebut sehingga tidak mencatat
barang-barang tersebut sebagai persediaannya.
Penjualan Angsuran (Installment Sales)
Dalam penjualan angsuran, hak atas barang
tetap pada penjual sampai seluruh harga jualnya dilunasi. Penjual akan
melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaan dikurangi dengan jumlah yang
sudah dibayar. Pembeli akan melaporkan barang-barang tersebut dalam
persediaannya sejumlah yang sudah dibayarkan.
HARGA POKOK
PERSEDIAAN
Dasar utama yang digunakan dalam
akuntansi persediaan adalah harga pokok yang dirumuskan sebagai harga yang
dibayar atau yang dipertimbangkan untuk memperoleh suatu aktiva. Dalam
hubungannya dengan persediaan, harga pokok adalah jumlah semua
pengeluaran-pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan
perolehan,penyiapan dan penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual.
POTONGAN PEMBELIAN
Dalam pembelian barang sering ada
ketentuan mengenai cara pembayaran, apabila dibayar dalam jangka waktu tertentu
akan diberi potongan. Potongan seperti ini disebut potongan tunai yang dalam
akuntantsi dicatat dalam rekening potongan pembelian. Pada prinsipnya potongan
yang diterima adalah pengurang terhadap haraga pokok persediaan. Teteapi
kadang-kadang ditemui adanya perlakuan terhadap potongan pembelian sebagai
pendapatan lain-lain,cara ini sebetulnya tidak tepat karena mengakui pendapatan
pada saat pembelian, sedangkan dalam akuntansi laba hanya timbul dari penjualan
barang atau jasa dan bukannya timbul dari pembelian.
Ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencatat potongan pembelian sebagai
pengurangan terhadap harga poko yaitu : (a) pembelian dicatat dengan harga
bruto dan (b) pembelian dicatat dengan haraga neto.
METODE HARGA POKOK
PERSEDIAAN
Menghitung Harga pokok penjualan dan
hrga poko akhir dapat di lakukan dengan berbagai cara :
a. Identifikasi khusus
Didasarkan
pada anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya. Harga pokok
penjualan terdiri dari harga pokok barang barang yang dijual.
Untuk
mengatasi kesulitan identifikasi khusus dapat digunakan metode yang dasarnya
adalah arus biaya di mana arus barang tidak harus sama dengan arus biaya.
b. Masuk pertama keluar pertama
Harga
pokok persediaan akan di bebankan sesuai dengan urutan terjadinya. Apabila ada
penjualan atau pemakaian barang-barang maka harga pokok yang di bebankan adalah
harga pokok yang terdahulu.
c. Rata-rata tertimbang
Dalam
metode ini, barang-barang yang dipakai untuk produksi atau di jual akan di
bebani beban harga pokok rata-rata. Perhitungan dilakukan dengan cara membagi
perolehan dengan kuantitanya.
d. Masuk terakhir keluar pertama (MTKP/LIFO)
Barang-barang
yang dikeluarkan dari gudang akan dibebani dengan harga pokok pembelian yang
terakhir di susul dengan yang masuk sebelumnya. Dihargai dengan harga poko
pembelian pertama dan berikutnya.
Metode buku (perpetual)
Dalam
cara ini barang barang yang dikeluarkan dapat dikreditkan dalam rekening
persediaan dengan harga pokoknya pada waktu :
1. Akhir periode
Cara
ini akan memberikan perhitungan persediaan akhir dan penjualan harga pokok yang
sama besar dengan cara fisik.
2. setiap kali ada barang yang dikeluarkan
MTKP nilai rupiah
Metode
MTKP dapat digunakan dengan metode nilai rupiah dari persediaan dimana rupiah
digunakan sebagai pengukur. Karena adanya perubahan nilai uang maka metode ini
membutuhkan data indeks harga setiap periode.
Untuk
menentukan nilai perhitungan dengan MTKP nilai rupiah, pertama kali di hitung
sulu persediaan banrang dengan harga dasar dan setelah perbedaan itu di kalikan
dengan indeksnya kemudian di tambahkan atau di kurangkan pada persediaan awal
periode yang bersangkutan.
Perbandingan antara
MPKP, Rata-rata tertimbang dan MTKP
Penggunaan
metode MPKP dalam keadaan harga-harga naik akan menghasilkan kenaikan laba
bruto. Perbedaan laba bruto ini di sebabkan karena dalam persediaan MPKP dalam
harga pokok barang yang dibeli mula-mula ,sehingga dalam keadaan harga-harga
naik, harga pokok penjualan jumlahnya
kecil karena terdiri dari harga pokok mulu-mula.
e. Persediaan besi / minimum
Dalam
metode ini dipakai anggapan bahwa perusahaan memerlukan suatu jumlah persediaan
minimum(besi) untuk menjaga kontinuitas usahanya. Dianggap sebagai elemen yang
harus tetap ,sehingga dinilai dengan harga pokok yang tetap. Harga poko untuk
persediaan besi biasanya diambil dari pengalaman yang lalu dimana harga pokonya
rendah.
f. Biaya standar (standart costs)
Dalam
perusahaan manufaktur yang memakai system biaya standar persediaan barang
dinilai dengan biaya standar, biaya yang seharusnya terjadi. Apabila terjadi
perbedaan antara biaya sesungguhnya tejadi dengan biaya standarnya, maka
petbedaan itu dianggap selisih.
g. Harga pokok rata rata sederhana
Ditentukan
dengan menghitung rata-ratanya tanpa menghitung jumlahnya. Apabila jumlahnya
berbeda maka metode ini tidak menghasilkan harga pokok yang dapat mewakili
seluruh persediaan.
h. Harga beli terakhir
Persediaan barang
yang ada pada akhir periode dinilai dengan harga pokok pembelian terakhir tanpa
mempertimbangkan apakah jumlah persediaan yang ada melebihi jumlah yang di beli
terakhir.
i. metode nilai penjualan relative
Dipakai
untuk mengalokasikan biaya bersama kepada masing-masing produk yang di hasilkan
atau dibeli. Masalah alokasi ini dapat timbul dalam usaha dagang maupun
perusahaan manufaktur. Pembagian biaya
dilakukan berdasarkan nilai penjualan relative dari barang-barag tersebut.
j. metode biaya variable
Harga
pokok produksi dari produk yag dihasilkan oleh perusahaan hanya dibebani dengan
biaya produksi yang variable yaitu bahan baku,
upah langsung dan biaya produksi tidak langsung variable.
Kesalahan
dalam mencatat jumlah persediaan barang akan mempengaruhi neraca dan laporan
laba rugi.
Beberapa
kesalahan pencatattan persediaan dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan
adalah :
1.
persediaan
akhir di cantumkan terlalu besar akibat dari salah hitung harga atau salah
mencatat barang barang yang akan dijual.
2.
persediaan
akhir dicantumkan terlalu kecil akibat dari salah hitung harga atau salah
mencatat barang-barang yang sudah dibeli.
3.
persediaan
akhir di cantumkan terlalu besar bersama dengan belum di catatnya piutang dan
penjualan pada akhir periode.
4.
persediaan
akhir di cantumkan terlalu kecil bersama dengan belum di catatnya utang dan
pembelian pada akhir periode.
AKTIVA TIDAK BERWUJUD
Istilah aktiva tidak berwujud
digunakan untuk menunjjukkan aktiva-aktiva yang umurnya lebih dari satu tahun
dan tidak dalam bentuk fisik. Suatu aktiva dapat dimasukkan dalam kategori
tidak berwujud jika :
1.
aktiva
dapat didiidentifikasikan
2.
perusahaan
memiliki kendali atas aktiva tersebut
3.
perusahaan
memperoleh manfaat dari aktiva tersebut dimasa yang akan datang.
PENILAIAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD
Aktiva
tidak berwujud yang dimiliki dicatat dalam rekening akun sebesar harga
perolehannya. Dan tergantung dari cara perolehannya ; jika diperoleh dari
pembelian maka harga perolehannya tergantung dari yang dikeluarkan dalam
pembeliannya. Jika diperoleh dengan ditukar dengan aktiva lain maka harga
perolehannya sebesar nilai wajar aktiva yang di terima.
Setelah
aktiva tidak berwujud dimiliki oleh perusahaan maka biaya yang akan dikeluakan
selama umur aktiva tersebut harus dibebankan pada periode aktiva berjalan.
Pengeluaran selama aktiva tidak berwujud dapat di kapitalisasi jika memenuhi
syarat :
1.
pengeluaran
tersebut menambah nilai ekonomis
2.
pengeluaran
tersebut dapat diukur secara andal.
Berikut
ini uraiaan untuk setiap aktiva tidak berwujud (PSAK no 16) :
·
Merek
Hak untuk menggunakan
merek dagang. Bias didaftarkan sehingga akan dilindungi oleh undang-undang. Hak
untuk menggunakan merek dagang adalah tidak terbatas. Hak merek dagang bias
juga diperoleh dari pembelian, dalam keadaan ini yang dicatat adalah harga beli
dan semua biaya pembelian sampai merek itu bisa digunakan. Tapi apabila Merek
dagang di buat sendiri maka harga perolehannya adalah biaya untuk merencanakan
dan mendaftarkan.
·
Piranti
lunak computer (software)
Adalah kumpulan
konsep ,aktivitas dan prosedur yang digunakan dlam program computer untuk
melaksanakan suatu fungsi atau pekerjaan tertentu. Dua jenis software yaitu :
software aplikasi dan software system.
Software aplikasi
merupakan software yang digunakan untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan tertentu
seperti word processing spreadsheet,
software akutansi dan lain lain. Software system merupekan system sofaware
yang dibutuhkan agar system dapat beroperasi
seperti system operasi, system manajemen basis data, program utilitas
dan lain-lain.
·
Lisensi
Hak yang diberikan
oleh suatu pihak (Franchisor) kepada
pihak lain untuk menggunakan fasilitas yang dimiliki menggunakan hak merek atau
nama dagang. Terdapa dua jenis franchisor dalam praktek, dan dapat
dikelompokkan menjadi dua :
1. system Franchisor
untuk produk dan jasa
2. system franchisor
untuk merek dagang.
·
Hak
kekayaa intelektual : hak cipta, hak paten dan hak kekayaan intelektual lainnya
·
Paten
adalah hak yang diberikan menemukan sesuatu hal baru untuk membuat, menjuak dan
mengawasi penemuannya selama jangka waktu tertentu. Yang termasuk harga perolehan
paten : jika paten itu di peroleh karena pengembangannya adalah biaya
pendaftaran ,biaya pembuatan model, dan gambar gambar dan biaya yang
dikeluarkan untuk percobaanya. Apabila terjadi pelanggaran terhadap hak paten
makan biaya yang dikeluarkan untuk menjaga hak ini akan dikapitalisir .
·
Hak
cipta adalah hak yang di berikan kepadapengarang atau pemain (artis/actor)
untuk menerbitkan ,menjual dan mengawasi karangannya. Hak cipta termasuk
seperti halnya hak paten. Dan dilindungi oleh undang-undang. Yang termasuk
harga perolehannya adalah semua biaya untuk mendaftarkan dan memperoleh hak.
Jika hak cipta itu dibeli maka harga perolehhannya adalah jumlah uang yang
dibayarkan.
·
Resep,
formula ,model,desain, dan prototype
Merupakan penemuan
yang didapat perusahaan yang selanjutnya digunakan dalam operasi perusahaan.
Dan pada umumnya didaftarkan sebagai hak cipta.
·
Goodwill
(muhibah) adalah semua kelebihan yang
terdapat dalam suatu usaha sepreti letak perusahaan yang baik, nama yang
terkenal, pimpinan yang ahli dan lain-lain. Dari tinjauan akutansi ,goodwill
adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba diatas keadaan normal yang
diakibatkan oleh adanya factor-faktor diatas.
·
Activa
tidak berwujud dalam pengembangan.
Suatu aktiva ridak
berwujud dapat dibedakan , atau “dipisahkan” jika, perusahaan dapat menyewakan,
menjual, menjual atau mendistribusikan manfaat ekonomis masa depanyang terdapat
pada aktiva tersebut tanpa melepaskan manfaat ekonomis dimasa depan.
Goodwill internal
adalah pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan manfaat
ekonomis dimasa datang. Sebelum menghitung goodwill harus ditentukan dahulu
nilai aktiva yang ada, dasar yang dipakai biasanya adalah nilai harga pasar
atau jumlah yang akan direalisasikam dari aktiva tersebut.
1.
Kapitalisasi pendapatan bersih rata-rata
Dalam cara ini jumlah
yang akan dibayarkan untuk perusahaan yang dibeli dihitung dengan
mengkapitalisasi taksiran perusahaan yang akan datang dengan tariff. Yang
menunjukkan hasil yang diharapkan dari investasi tersebut. Selisih jumlah yang
akan dibayarkan dengan nilai bersih aktiva adalah jumlah yang akan dicatat
sebagai goodwill (muhibah).
2.
Kapitalisasi kelebihan penghasilan rata-rata
Dallam perhitungan
ini didasarkan pada penghasilan bersih rata-rata dan nilai aktiva yang akan
dibeli.
Apabila perusahaan
dibeli tanpa perhitungan goodwill (muhibah) tersendiri ,maka aktiva yang dibeli
harus dinilai dan selisih dengan jumlah yang dibayarkan dicatat sebagai
goodwill (muhibah). Apabila perusahaan ditukar dengan saham maka jika ada
selisih antara nilai nominal saham dengan nilai aktiva dicatat sebagai
agio/disagio saham.
Goodwill yang
diperkirakan umurnya tidak terbatas akan dicatat dengan dasar harga
perolehannya.
·
Beban yang
ditangguhkan
Juga merupakan aktiva
tidak berwujud. Bedanya adalah bahwa aktiva tidak berwujud itu mempunyai nilai
karena merupakan hak yang diharapkan dapat membantumendapatkan laba, sedangkan
beban yang ditangguhkan itu mempunyai nilai karena merupakan pembayaran dimuka
untuk beberapa periode yang relative lama. Yang termasuk dalam beban yang
ditangguhkan adalah biaya pendirian perusahaan. Dapat juga dilaporkan dalam
neraca terpisah dari kelompok aktiva tidak berwujud.
·
Biaya riset
(penelitian) dan pengembangan
PSAK no 19 menyatakan
bahwa riset adalah penelitian orisinil
dan terenacana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan
pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru. Contoh kegiatan riset
adalah :
1.
kegiatan
yang dilakukan untuk memperoleh kegiatan baru.
2.
pencarian
,evaluasi dan seleksi penerapan temuan riset
3.
pencarian
alternative bahan baku
,peralatan, produk, proses, system atau jasa.
4.
perumusan,
desain, evaluasi, dan seleksi berbagai kemungkinan bahan baku ,produk ,proses, system, jasa.
Sedangkan yang
dimaksud pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya.
Yang sifatnya baru atau mengalami perbaikan subtansial sebelum dimulainya
produk komersial atau pemakaian.
Perusahaan
dimungkinkan untuk mengakui pengembangan jika :
a.
Ada jaminan tentang kelayakan
teknis penyelesaiannya.
b.
Biaya
untuk menyelesaikan, menggunakan dan menjualnya dapat dihitung.
c.
Perusahaan
memiliki kemampuan untuk menggunakan dan menjualnya.
d.
Menghasilkan
manfaat ekonomis dimasa yang akan datang.
e.
Perusahaan
memiliki kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait selama
penggunaannya.
· Biaya pendirian perusahaan (organization costs)
Biaya seperti izin,
pajak, biaya cetak saham, formulir, dll dikapitalisasi dalam rekening biaya
pendirian. Beberapa pendapat yang berhubungan dengan biaya pendirian adalah :
a.
karena
biaya itu memberikan manfaat selama perusahaan beriri maka biaya itu tidak di
amortisir dan akan mnampak didalam neraca selama perusahaan itu masih ada.
b.
Biaya
pendirian ini tidak memberikan manfaat langsung kepada operasi perusahaan oleh
karena itu biaya pendirian akan di amortisir. Jangka waktunya tidak tentu tapi
tergantung pada kebijaksanaan perusahaan. Tetapi dengan adanya APB nomor 17
,amortasi harus dilakukan tidak melebihi 40 tahun.
****
Sumber :
Prof. Dr. Baridwan, Zaki ,M.Sc.Akt.Intermediate accounting. 8th Edition. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta
(2002)